SASTRA DALAM BUDAYA
e 1KB06 / 29113406
1. Pengertian
Sastra
Kesusasteraan
pada lahiriahnya merupakan wujud dalam masyarakat manusia melalui bentuk
tulisan dan juga wujud dalam bentuk lisan. Dalam kehidupan sehari-harian, kedua
bentuk kesusasteraan sememangnya tidak terpisah dari pada kita. Misalnya, kita
akan mendengar musik yang
mengandungi lirik lagu yang merupakan hasil sastra. Dan kita sendiri pula akan
menggunakan berbagai peribahasa dan pepatah yang indah-indah yang sebenarnya juga
merupakan kesusasteraan.
2. Bentuk-bentuk
kesusasteraan.
Kesusasteraan dapat dilahirkan dalam berbagai bentuk bahasa. Dan
secara kasarnya ia boleh dikategorikan kepada dua kategori yang besar menurut
bentuk bahasa yang digunakan, yakni:
·
Prosa : merujuk kepada hasil kesusteraan yang ditulis dalam
ayat-ayat biasa, yakni dengan menggunakan tatabahasa mudah. Biasanya ayat-ayat
dalam kesusasteraan akan disusun dalam bentuk karangan. Prosa adalah satu bentuk
kesusasteraan yang lebih mudah difahami berbanding dengan puisi. Contoh bagi
kesusasteraan prosa ialah: cerpen, novel,skrip drama,essei dan sebagainya.
·
Puisi : merujuk kepada hasil kesusasteraan yang ditulis dengan
"tidak menuruti tatabahasa". Ia sebenarnya tidak terdiri daripada
ayat-ayat yang lengkap, melainkan terdiri daripada frasa-frasa yang disusun
dalam bentuk baris-barisan. Pada lazimnya, puisi merupakan bahasa yang berirama
dan apabila dibaca pembaca akan berasa rentaknya. Contoh bagi kesuasteraan
puisi termasuklah: Sajak, Syair, Pantun, Gurindam, Lirik, Seloka, Mantera dan
sebagainya. Ilmu Budaya dalam Kesusteraan merupakan perpaduan unsur seni
kebudayaan dengan kehidupan manusia, dimana dalam proses kehidupannya manusia
sering kali melakukan sesuatu.
Dalam kesusastraan dapat diperoleh berbagai gubahan yang
mengungkapkan tentang nilai budaya yang menjadi komponen penting dalam
pengajaran Ilmu Budaya. Salah satu bentuk sastra itu adalah puisi,
dalam arti bahwa pembahasan puisi dalam rangka pengajaran budaya tidak akan diarahkan pada tradisi pendidikan dan pengajaran sastra dan
apresiasinya yang murni. Puisi itu akan
dipakai sebagai media dan sekaligus sebagai sumber belajar sesuai dengan
tema-tema pokok bahasa yang terdapat pada ilmu budaya. Disamping puisi, dalam
kesusastraan dikenal juga bentuk drama sebagai wujud karya fiksi yang prosais.
3.
Budaya
Yang Dihubungkan Dengan Prosa.
Istilah prosa banyak persamaanya. Kadang-kadang disebut narrative fiction, Prose Fiction atau hanya fiction saja. Dalam bahasa indonesia, prosa diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa an alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Dalam kesusastraan Indonesia terdapat prosa lama dan prosa baru.
4.
Karya sastra dapat dibagi menjadi dua. Karya sastra yang
menyuarakan aspirasi jamannya dan karya sastra yang menyuarakan gejolak
jamannya. Karya sastra yang menyuarakan aspiras jamannya mengajak pembaca untuk
mengikuti apa yang dikehendaki jamannya. Sedangkan karya sastra yang
menyuarakan gejolak jamannya mengajak pembacanya untuk merenung.
Pada hakikatnya
manusia dan budaya tak akan pernah lepas. dimana ada manusia pasti akan
terbentuk sebuah kebudayaan tempat para manusia membuat suatu karya seni,
bahasa, agama dll. Dan kebudayaan tersebut juga akan berubah seiring dengan
bertambahnya waktu dankemajuan teknologi. Maka secara
sederhana, manusia adalah pelaku budaya, sedangkan budaya adalah objek yang
dilakukan oleh manusia.
Adapun nilai yang dapat diperoleh dari
sebuah karya sastra adalah:
1.
Kesenangan
2.
Informasi
3.
Memberi warisan cultural
4.
Memberi keseimbangan wawasan
2.2 SENI
DALAM BUDAYA
Kebudayaan diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan pokok
hidupnya, terutama kebutuhan fisiknya. Setelah kebutuhan pokok dapat dipenuhi,
manusia menciptakan kesenian yang merupakan salah satu kebutuhan psikisnya yang
tercukupi dari rasa indah (seni rasa indah).
Kesenian bagian kecil dari kebudayaan. Kesenian merupakan
kelanjutan dari kebudayaan. Pada umumnya, kesenian dapat dinikmati oleh manusia
melalui dua macam indranya, yaitu indera mata dan indera telinga, atau keduanya
secara serentak. Keindahan dalam hubungannya dengan kedua macam indera
itu,dibedakan atas tiga macam yaitu : Seni Rupa, Seni suara, dan Seni
pertunjukan.
Karya seni memberikan keindahan kepada manusia dan menyugukan
ide-ide baru yang harus dimengerti dan mungkin direnungkan ataupun ada yang
harus di bahas kehebatan isinya. Kesenian dapat memberikan suguhan bagi
kehidupan kejiwaan orang karena yang menjadi sasaran atau objeknya kehidupan
alam luas dan kehidupan manusia, individual, maupun kelompok, serta nilai-nilai
dan sebagainya.
Fungsi seni atau kesenian artinya hasil pengamatan orang terhadap
apa yang dapat diberikan oleh karya-karya kesenian bagi kehidupan manusia
yakni:
1. Memberikan rasa keindahan
2. Memberikan tunjangan dan bantuan untuk memberi warna indah dari karya-karya yang non-seni
1. Memberikan rasa keindahan
2. Memberikan tunjangan dan bantuan untuk memberi warna indah dari karya-karya yang non-seni
2.3 PERANAN SASTRA
Karya sastra mempunyai relevansi dengan masalah-masalah dunia
pendidikan dan pengajaran. Sebab itu sangat keliru bila dunia pendidikan selalu
menganggap bidang eksakta lebih utama, lebih penting dibandingkan dengan ilmu
sosial atau ilmu-ilmu humaniora. Masyarakat memandang bahwa karya sastra
hanyalah khayalan pengarang yang penuh kebohongan sehingga timbul klasifikasi
dan diskriminasi. Padahal karya sastra memiliki pesona tersendiri bila kita mau
membacanya. Karya sastra dapat membukakan mata pembaca untuk mengetahui
realitas sosial, politik dan budaya dalam bingkai moral dan estetika.
Dari dulu sampai
sekarang karya sastra tidak pernah pudar dan mati. Dalam kenyataan karya sastra
dapat dipakai untuk mengembangkan wawasan berpikir bangsa. Karya sastra dapat
memberikan pencerahan pada masyarakat modern. ketangguhan yang sangat
dibutuhkan dalam pembangunan. Di satu pihak, melalui karya sastra, masyarakat
dapat menyadari masalah-masalah penting dalam diri mereka dan menyadari bahwa
merekalah yang bertanggung jawab terhadap perubahan diri mereka sendiri.
Sastra dapat
memperhalus jiwa dan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk berpikir dan
berbuat demi pengembangan dirinya dan masyarakat serta mendorong munculnya
kepedulian, keterbukaan, dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Sastra
mendorong orang untuk menerapkan moral yang baik dan luhur dalam kehidupan dan
menyadarkan manusia akan tugas dan kewajibannya sebagai makhluk Tuhan, makhluk
sosial dan memiliki kepribadian yang luhur.
Selain melestarikan nilai-nilai peradaban bangsa juga mendorong penciptaan masyarakat modern yang beradab (masyarakat madani) dan memanusiakan manusia dan dapat memperkenalkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal, melatih kecerdasan emosional, dan mempertajam penalaran seseorang.
Selain melestarikan nilai-nilai peradaban bangsa juga mendorong penciptaan masyarakat modern yang beradab (masyarakat madani) dan memanusiakan manusia dan dapat memperkenalkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal, melatih kecerdasan emosional, dan mempertajam penalaran seseorang.
Sastra tidak hanya
melembutkan hati tapi juga menumbuhkan rasa cinta kasih kita kepada sesama dan
kepada sang pencipta. Dengan sastra manusia dapat mengungkapkan perasaan
terhadap sesuatu jauh lebih indah dan mempesona.
2.3 HUBUNGAN SASTRA DAN SENI DENGAN BUDAYA DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA
Masalah sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya,
karena materi-materi yang diulas oleh ilmu budaya ada yang berkaitan dengan
sastra dan seni. Budaya Indonesia sangat menunjukkan adanya sastra dan seni
didalamnya.
Latar belakang ilmu budaya dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan masalah sebagai berikut:
Latar belakang ilmu budaya dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan masalah sebagai berikut:
1.
Kenyataan bahwa bangsa indonesia berdiri atas suku bangsa dengan
segala keanekaragaman budaya yg tercemin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yg
biasanya tidak lepas dari ikatan2 primordial, kesukaan, dan kedaerahan.
2.
Proses pembangunan yg sedang berlangsung dan terus menerus
menimbulkan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan
pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun
terkena pengaruhnya.
3.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan
kondisi kehidupan mausia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya,
sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yg telah diciptakannya.
v Pengertian Prosa
Prosa adalah
karangan bebas yang tidak terikat oleh banyaknya baris, banyaknya suku kata,
dalam setiap baris serta tak terikat oleh irama dan rimanya seperti dalam
puisi.
Prosa berbeda
dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta
bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa
Latin "prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan
prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya,
prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat,
serta berbagai jenis media lainnya. Prosa kadangkala juga disebut dengan
istilah "gancaran".
Prosa dapat dibedakan berdasarkan pembabakannya, menjadi:
Prosa dapat dibedakan berdasarkan pembabakannya, menjadi:
1. Prosa lama
adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat
2. Prosa baru
adalah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.
Perbedaan antara prosa lama dan baru
adalah sebagai berikut:
v Prosa lama
1. Statis, lamban
perubahannya
2. Istana Sentris,
bersifat kerajaan
3. Bersifat
fantastis, bentuknya hikayat, dongeng
4. Di pengaruhi
sastra Hindu dan Arab
5. Tidak ada
pengarang atau anonim
v Prosa baru
1. Dinamis,
perubahannya cepat
2. Rakyat Sentris,
mengambil bahan dari rakyat sekitar
3. Realistis,
bentuknya roman, novel, cerpen, drama, kisah, dsb.
4. Di pengaruhi
sastra Barat
5. Nama pencipta
selalu dicantumkan
Prosa biasanya dibagi menjadi empat
jenis: prosa naratif, prosa deskriptif, prosa eksposisi, dan prosa argumentative
v Prosa lama
Prosa lama adalah prosa yang hidup
dan berkembang dalam masyarakat lama Indonesia. Prosa lama merupakan karya
sastra yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau kebudayaan barat. Karya
sastra prosa lama yang mula-mula timbul dan disampaikan secara lisan,
disebabkan karena belum dikenalnya bentuk tulisan.
Setelah masyarakat Indonesia menjadi
akrab dengan tulisan, maka karya sastra berbentuk tulisan pun mulai banyak dikenal.
Sejak itulah sastra tulisan mulai dikenal dan sejak itu pulalah babak-babak
sastra pertama dalam rentetan sejarah sastra Indonesia mulai ada.
v Prosa Baru
Bila dalam prosa lama kita dibawa
pada alam khayal atau santai, namun dalam prosa baru kita dibawa pada
peristiwa-peristiwa yang kita hayati dan alami tiap hari.
F. ILMU BUDAYA YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI
Puisi
memang tidak termasuk ke dalam pengajaran ilmu budaya. Akan tetapi, terdapat
suatu hubungan antara puisi dengan ilmu budaya. Pembahasan puisi dalam rangka
pengajaran Ilmu Budaya tidak akan diarahkan pada tradisi pendidikan dan
pengajaran sastra dan apresiasinya yang murni. Puisi dipakai sebagai media
sekaligus sebagai sumber belajar sesuai dengan tema – tema atau pokok bahasan yang
terdapat didalam Ilmu Budaya.
Puisi
adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia,alam dan
Tuhan melalui media bahasa artistik/estetik yang padu dan utuh dipadatkan
kata-katanya. Hal yang menjadikan puisi itu istimewa adalah bagaimana cara
penulis menyampaikan ungkapan jiwanya dengan menggunakan berbagai kata
konotasi, kata ambigu, majas, kata-kata yang mencerminkan suasana, pengulangan
kata, dan lain-lain. Puisi disajikan dalam bentuk yang unik dan menarik untuk
dibaca. Hanya saja, puisi tidak dapat dipahami dengan mudah apa yang dimaksud
atau apa yang terkandung di dalamnya.
Puisi
dapat menggambarkan apa saja yang ingin disampaikan oleh penulis. Ada puisi
yang menggambarkan kepeduliannya terhadap lingkungan sekitar, ada puisi yang
menggambarkan suasana hati dari sang penulis, ada puisi yang menggabarkan
pengalaman, kisah pribadi dari sang penulis, ada puisi yang menggambarkan
cerita hidup seseorang, dan masih banyak lagi.
Alasan
mengapa banyak orang yang tertarik untuk membuat puisi antara lain karena puisi
merupakan tulisan yang menarik dan menantang. Puisi juga merupakan sarana untuk
menceritakan suatu kisah dengan indah tanpa tidak banyak orang yang tahu apa
isinya, tetapi tidak memperkecil niat pembaca untuk terus membaca puisi. Puisi
juga merupakan cara untuk menceritakan suatu kisah dengan memadatkan isi cerita
dalam beberapa baris, tetapi tidak mengurangi klimaks dari cerita tersebut.
Kepuitisan,
keartistikan atau keestetikaan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair
dalam membangun puisinya dengan menggunakan:
1.
Figura bahasa
(figurative language) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan,
alegori, dsb. Sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan memberi
kejelasan gambaran angan.
2.
Kata-kata ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3.
Kata-kata
berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan
pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4.
Kata-kata yang
konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan
asosiasi-asosiasi tertentu.
5.
Pengulangan,
yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang
dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati.
6.
Dibalik kata-katanya yang padat, ekonomis dan sukar dicerna
maknanya itu, puisi berisi potret kehidupan manusia. Puisi menyuguhkan kepada
kita suasana-suasana dan peristiwa-peristiwa kehidupan manusia dan juga dalam
kaitan kehidupannya dengan alam dan Tuhan. Ia merupakan hasil penghayatan dan
pengalaman penyair terhadap kehidupan manusia, terhadap alam dan Tuhan yang
dieskpresikannya melalui bahasa yang artistik.
Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian
puisi pada Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut:
1.
Hubungan puisi
dengan pengalaman hidup manusia.
Perekaman dan penyampaian dan penyampaian pengalaman disebut “pengalaman perwakilan”. Berarti manusia memiliki salah satu kebutuhan hidupnya dari sekedar pengalaman langsung yang terbatas.
Perekaman dan penyampaian dan penyampaian pengalaman disebut “pengalaman perwakilan”. Berarti manusia memiliki salah satu kebutuhan hidupnya dari sekedar pengalaman langsung yang terbatas.
2.
Puisi dan
keinsyafan / kesadaran individual. Dengan membaca
puisi manusia diajak untuk menjenguk hati dan pikiran manusia, baik orang lain
maupun diri sendiri.
3.
Puisi dan
keinsyafan sosial. Puisi
memberitahukan manusia sebagai mahluk sosial yang terlibat dalam isu dan
problem sosial
Secara
imajinatif puisi menafsirkan situasi dasar manusia sosial berupa:
a.
Penderitaan
atas ketidakadilan.
b.
Perjuangan untuk
kekuasaan.
c.
Konflik dengan
sesamanya.
d.
Pemberontakan
kepada hukum Tuhan.
Puisi sarat
akan nilai etika, estetika dan kemanusiaan. Nilai kemanusiaan yang banyak
mewarnai puisi adalah Cinta Kasih yang didalamnya terdapat kasih sayang, cinta,
kemesraan dan renungan.
sumber: http://bloginnasyifazahrah.blogspot.com/2013/09/hubungan-sastra-dan-budaya.html
0 comments:
Post a Comment